Ilham - Call / WA +6281267 45797...........

Alasan Dibalik Pemberian Nama Rumah Makan Padang, Bukan Rumah Makan Minangkabau





Minangkabau tidak hanya dikenal dengan masyarakatnya yang religius serta kekayaan budaya dan tradisi yang beragam. Minangkabau, nama yang diambil dari suku terbesar di Provinsi Sumatera Barat ini juga terkenal dengan kulinernya yang sangat memanjakan lidah. Kulinernya bisa dijumpai di warung atau restoran yang biasa disebut dengan rumah makan Padang.

Rasanya hampir di seluruh penjuru wilayah di Indonesia dapat dijumpai rumah makan Padang. Mengapa disebut rumah makan Padang dan bukan rumah makan Minangkabau? Ternyata ada sebuah cerita sejarah di balik penamaan rumah makan dengan kata 'Padang'.

Rumah makan Padang sebenarnya merupakan penamaan kontemporer bagi restoran Minangkabau yang mulai terkenal pada akhir 1960-an. Penyebutan "Padang" adalah bagian dari pergantian identitas yang dilakukan oleh orang Minangkabau pada waktu itu, menyusul pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang terjadi di Sumatera Barat.

Setelah pemberontakan itu resmi berakhir pada 1961, pemerintah pusat pun berusaha menghabisi semua elemen yang terkait dengan PRRI. Akibatnya kejadian tersebut, terjadilah eksodus besar-besaran oleh suku Minangkabau ke brerbagai daerah lain di Indonesia, termasuk ke Pulau Jawa.

"Orang Padang setelah peristiwa PRRI disuruh melapor, disuruh ini, dibilang orang kalah, dihina-hina, jadi tahanan di daerah sendiri. Akhirnya pada keluar mereka itu," ungkap Profesor Gusti Asnan, sejarawan Minangkabau di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Menurut Pfofesor Gusti Asnan, tindakan keras dan cenderung menindas dari pemerintah pusat pada waktu itu mendorong orang Minangkabau yang ada di perantauan untuk mengganti identitas mereka dengan beragam cara, termasuk mengganti asal etnik dari Minangkabau menjadi Padang.

Termasuk dalam hal ini menamai kedai sebagai rumah makan Padang dan itu telah dipertahankan hingga saat ini.
Sejatinya, asal-usul kedai atau rumah makan Padang ini sudah ada sejak perempat kedua abad ke-19. Dimana waktu itu Padang dijadikan ibu kota daerah administratif Gouvernement van Sumatra's Westkust sekaligus dijadikan sebagai pusat aktivitas ekonomi dari pemerintahan Hindia Belanda.***